Gubernur Jakarta Pramono Anung secara simbolis menyerahkan dorongan pembelajaran berbentuk pemutihan ijazah kepada 371 siswa.
Perihal itu dicoba Pramono dikala jadi inspektur upacara pada peringatan Hari Pembelajaran Nasional( Hardiknas) di Balai Kota Jakarta, Jumat( 2/ 5/ 2025).
“ Masih ada 6. 652 ijazah yang tertahan di sekolah,” ungkap Pramono.
Lebih dahulu, 117 siswa sudah menerima dorongan seragam di sesi awal. Total dorongan yang sudah disalurkan menggapai Rp1, 69 miliyar.
” Diharapkan lewat program ini tidak terdapat lagi masyarakat Jakarta yang tertahan ijazahnya sebab keterbatasan bayaran. Sehingga mereka bisa meneruskan pendidikannya serta memakainya buat mendapatkan pekerjaan,” ungkap Pramono.
Dalam sambutannya, Pramono membacakan pidato Menteri Pembelajaran Bawah serta Menengah Republik Indonesia. Dia menekankan kalau Hardiknas bukan semata- mata seremoni tahunan, melainkan momentum buat menguatkan pengabdian serta semangat dalam mencerdaskan kehidupan bangsa.
“ Undang- Undang Bawah 1945 menegaskan kalau tiap masyarakat negeri berhak memperoleh pembelajaran. Tidak boleh terdapat diskriminasi atas bawah apa juga sebab pembelajaran merupakan hak asasi sekalian hak sipil tiap insan,” kata Pramono.
Dia pula mengantarkan, pembelajaran tidak cuma jadi proses transfer ilmu, namun pula fasilitas pembuatan kepribadian serta karakter bangsa.
Presiden Prabowo Subianto, kata Pramono, sudah menempatkan pembelajaran selaku salah satu prioritas utama pembangunan nasional.
Dalam upaya menunjang transformasi tersebut, pemerintah pusat lewat Departemen Pembelajaran Bawah serta Menengah sudah menggulirkan beberapa program, semacam pendidikan mendalam( deep learning), pelaksanaan uji keahlian akademik( TKA), dan pengenalan modul koding serta kecerdasan artifisial( AI) di sekolah- sekolah.
Tidak cuma itu, pembelajaran kepribadian pula jadi fokus, di antara lain melalui program” 7 Kerutinan Anak Indonesia Hebat” yang mengajak kanak- kanak buat hidup sehat, giat belajar, beribadah, serta hirau pada area sosial semenjak dini.
Dikenal, pemutuhan ijazah jadi bagian dari program prioritas 100 hari kerja kepemimpinan Pramono serta Wakil Gubernur Jakarta Rano Karno.